
Banyuwangi, ijennees.com – Puluhan aktivis, mahasiswa, dan pegiat demokrasi di Banyuwangi menggelar aksi refleksi memperingati September Hitam di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron, Kecamatan Genteng, pada Minggu (7/9/2025).
Peringatan September Hitam digelar untuk mengenang berbagai kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang hingga kini masih menjadi catatan kelam bangsa. Aksi ini diisi dengan orasi, pembacaan puisi, teaterikal dan lapak baca buku gratis bagi masyarakat yang lewat.
Menurut Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan, KONTRAS, dari website resminya, September hitam adalah bulan penuh nestapa, dikarenkana banyaknya peristiwa non kemanusiaan dan pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia sepanjang bulan ini, dan mayoritas peristiwa itu tidak diselesaikan oleh negara secara berkeadilan dan mengedepankan prinsip-prinsip HAM.
Peristiwa yang dimaksud antara lain:
Pembunuhan Munir Said Thalib – 7 September 2004
Tragedi Tanjung Priok – 12 September 1984
Tragedi Semanggi II, 24 September 1999
Reformasi Dikorupsi – 24 September 2019
Tragedi 1965 – 1966
Dan yang paling baru kasus Affan Kurniawan yang dilindas oleh Mobil Rantis Brimob pada 28 Agustus 2025 lalu.
Dendi Wahyudi, Orator aksi mengingatkan bahwa, september hitam harus diperingati setiap tahun agar menjadi pengingat bahwa pelanggaran HAM di Indonesia masih terus terjadi dan pelakunya mungkin ada dan hidup berbaur dengan masyarakat.
“Pembunuh munir, affan, carla dan pembunuh 9 orang lain, bisa jadi berada di lingkungan kita, kita harus terus berhati – hati, agar tidak bernasib sama seperti mereka” ujarnya menegaskan.
Para peserta mengenakan baju bertema hitam sebagai simbol duka dan perlawanan terhadap ketidakadilan. Sejumlah poster dan spanduk juga dibentangkan, berisi tuntutan penyelesaian kasus pelanggaran HAM yang mandek. (DW)